Senin, 06 Maret 2017

MUSHAF UBAY BIN KA’AB



MUSHAF UBAY BIN KA’AB

Makalah:
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Dirasah Mushaf Al-Qur’an





Oleh:
MUHAMAD ILYAS
NIM:E03214011



Dosen Pengampu:
DR. Hj. Iffah, M.Ag







PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL

SURABAYA
2015



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Rumusan Masalah  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Tujuan. . .. . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Biografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
B.     Karakteristik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
C.     Perbedaan dengan Mushaf Utsmani. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4


BAB III PENUTUP   
A.  Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6



DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . 7








KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kami yang telah memberi rahmat dan taufiq-Nya. Al-hamdulilah kami telah membuat makalah yang berjudul Mushaf Ubay bin ka’ab, dengan adanya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan tak lebih lagi bagi penulis.
Shalawat serta salam yang tak lupa telah kita limpahkan kepada nabi Muhammad Saw, karena beliaulah kita bisa dapat petunjuk menuju jalan kebenaran dan keselamatan didunia ini yakni dengan mengamalkan ajaran addinul islam. Dengan inilah semoga kita dapatina>yah dan syafa>’at kelak pada hari akhir.
Dengan selesainya pembuatan makalah ini kami sebagai penulis merasa banyak kekurangan dan kesalah karena kami masih dalam tahap pembalajaran, oleh karena itu sebagai pembimbing dan penguji mohon di maklumi.






Surabaya, 23 Maret 2015






i
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ubay bin ka’ab adalah seorang katib yang mahir sejak ia belum masuk islam. Kemudian disaat nabi Muhammad Saw menjalani hijrah ke madina sesampai disana orang yang pertama kali ditunjuk sebagai katib ialah Ubay bin Ka’ab karena ia sebelumnya sudah masyhur dan mahir dalam masalah korespondensi. Sesaat kemudian setiap ada wahyu yang turun kepada nabi maka dialah Ubay bin ka’ab sebagai penulisnya. Pada saat itu ia lah yang dianggap penulis wahyu pertama setelah hijrah dan ia juga adalah mufasir dan hafidz sejak masa itu. Maka oleh karena itu juga ada yang beranggap ia lah seorang yang berpatisipasi menyebarkan Al-Qur’an pertama kali.


B.  Rumusan Masalah
1.    Biografi ubay bin ka’ab
2.    Karekteristik
3.    Perbedaan dengan mushaf utsmani


C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui biografinya
2.    Untuk mengetahui karekteristiknya
3.    Agar bia mebedakan dengan mushaf yang sekarang ini (Ustmani)





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi
Ubay bin ka’ab dilahirkan dimadinah. Nama lengkap dia ialah Ubay bin Ka’ab bin Qois bin Ubaid. Nama kunyahnya ialah Abu at-Thufail atau Abu Mundzir al-Ashari. Ia berasal dari kabilah bani Amru bin Malik bin an-Najjar, suku Kharaj tetapi ia tidak ditemukan keberadaan kapan ia lahirnya. Namun sejarah mencatat dia bahwa telah mengikrarkan islam setelah nabi Muhammad saw hijrah kemadina, ini berarti yakni kaum muslimin sahabat dari golongan Anshar yaitu kaum muslimin dari madinah yang seiman dari makkah yang disebut kelompok Muhajirin. Beberapa perang badar, perang uhud juga ia pernah mengikuti dengan laksana gagah perkasa.
Minim pada masa tahun-tahun kematiannya tidak bisa dipastikan karena banyak versi pendapat yang berbeda diantaranya 19, 20, 22, 30 bahkan ada yang 32. Sebab penggeseran ke belakang ini membuat partisipasi Ubay bin Ka’ab dalam proses pengumpulan mushaf pada masa Khalifah Usman menjadi memungkinkan. Padahal sejumlah riwayat menuturkan bahwa pada saat proses penyusunan mushaf standar Usmani, Ubay bin Ka’ab telah wafat.
B.  Karakteristik
Ubay bin ka’ab termasuk sahabat nabi dari golongan Anshar yang pandai dalam tulis menulis. Memang  ia sebenarnya sebelum masuk islam sudah terakui oleh kaum penduduk madinah dengan kepandaiannya dalam hal tulis menulis. Oleh sebab itu nabi Muhammad kemudian mengangkat dia sebagai sekretarisnya telah tiba di Madina. Tugas dia tidak juga sebagai korespondensi dan termasuk menulis perjanjian madinah tak hanya ini juga ia sebagai penulis wahyu-wahyu yang diterima oleh nabi.
Dengan demikian Ubay bin ka’ab bisa memahami Al-Quran dengan cukup mendalam. Oleh sebab itu lah nabi Muhammad merekomondasikan ubay bin ka’ab diantara empat sahabat yang dirinya umat islam yang mempelajari al-Qur’an. Pengumpulan mushaf tersebut tidak diketahui secara jelas tetapi mushaf ini sudah populer sebelum munculnya standar-standar utsmani.
Ada sebuah kisah yang menuturkan dari Abi Dawud dalam kitab Al Masahif ketika itu orang syiria datang ke Madinah kepada Ubay bin ka’ab untuk membenarkan bacaan juga kepada Zaid bin Tsabit, sekalipun pada masa itu Khalifah Umar juga tidak banta kebenarannya.
Sahabat ubay adalah berbadan yang tidak tinggi dan tidak pendek pula, rambut dan jenggotnya berwarna putih dan oleh sayyidina Umar dinamai sebagai tokoh kaum Muslimin. Di antara para sahabat yang juga belajar al-Qur’an darinya adalah Abdullah bin mas’ud, Anas bin Malik, Ibnu Abbas, serta kedua anaknya; Muhammad dan at-Thufail. Dan di antara tabi’in yang belajar ilmu al-Qur’an darinya adalah; Suwaid bin Ghafalah, Zir bin Hubais, Abu al-Aliyahar-Rayyahi, AbuUtsman an-Nahdi, Sulaiman bin Surad, Sahl bin Sa’ad, Abu Idris al-Haulani, Abdullah bin al-Harits bin Naufal, Abdurrahman bin Abza, Abdurrahman bin Abu Laila, Ubaid bin Umair, Utai as-Sa’di, Ibnu al-Hautakiyah, dan Said bin al-Musayyib.
Meskipun mushaf Ubay bin Ka’ab dikabarkan turut dimusnahkan ketika dilakukan standardisasi teks Al-Qur’an pada masa Khalifah Usman, sejarah telah mencatat Ubay bin Ka’ab sebagai salah seorang mufasir Al-Qur’an yang aktif berpartisipasi menyebarkan Al-Qur’an kepada umat Islam generasi pertama.
C.  Perbedaan dengan mushaf utsmani
Ada beberapa perbedaan dari segi jumlah surat. Surat al-Fil dan al-Quraisy ini dijadikan satu surat jadi jumlahnya ialah menjadi 116 tapi yang benar ialah 115 surat karena dua surat tersebut dijadikan satu surat[1]. Tetapi al-Nadim tidak menuliskan 14 jadi menjadi 102 surat. al-Fihrist berpendapat daftar tartib surat dalam al-Itqan juga tidak lengkap. Ada 8 surat yang tidak tercantum dalam al-Itqan; yaitu al-Muddatssir, al-Furqan, al-Sajdah, Fathir, al-Qalam, al-Insan, al-Buruj, dan al-Masad.
Jadi susunan suratnya berbeda dengan mushaf utsmani dan juga pada jumlah surat pada mushaf Ubay bin Ka’ab lebih banyak karena bertambahan surat al-Khal’u dan al-Hafdu keduanya ini memuat do’a qunut karena kata dia termasuk do’a yang juga diwahyukan. Surat al-Khal’ ini berjumlah 3 ayat dan surat Al-Hifd ini berjumlah 6 ayat.
Do’a Khal’u
اللهم انا نستعين بك ونستغفرك و نثني عليك الخير ولا نكفرك ونخلع
        Do’a Hafdu
بسم االله الرحمن الرحيم اللهم اياك نعبد ولك نصلي ونسجد واليك نسعى ونخفض
Pada surat al-Fil dan al-Quraisy di jadikan satu dan tidak dimulai dengan basmalah dan juga pada surat az-Zumar diawali dengan “Hamim” jadi dalam surat terdapat 8 surat yang diawali dengan “Hamim”.
Selain itu ada susunan kerangka susunan konsonan teks yang pendahuluan dan pengakhiran, pembolak balik susunan ayat dan penambahan pengurangan ayat atau kata juga banyak dijumpai pada mushaf Ubay bin Ka’ab. Bahka ditemukan ayat alternatif dan ekstra dalam mushaf Ubay bin Ka’ab. Jeffery berupaya mengumpulkan varie lectiones (ragam bacaan) membutuhkan sekitar 64 halaman untuk menyajikan yang bebeda dari lectio vulgata (bacaan resmi) mushaf Utsmani. Contohnya, huruf alif dan nun bisa dibaca inna, anna, ataupun an, ataupun an. Mim dan nun dibaca man atau min, kalimat shummun bukmun ‘umyun dibaca shumman bukman ‘umyan, wa la al-dlalin dibaca dibaca ghayri al-dlalin, walahul al-hamdu fil akhiroti disisipi kata al-dunya, sehingga dibaca wa lahu al-hamdu fi ad-dunya wa al-akhirati, libasa al-ju’i wa al-khawfi dibalik menjadi libasa al-khawfi wa al-ju’i.
  
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Ubay bin Ka’ab mulai memeluk islam sesudah nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Berarti ia adalah termasuk golongan Muhajirin. Nama asalnya ialah Ubay bin ka’ab bin Qais bin Ubaid. Ia berasal dari bani Amru bin Malik bin an-Najjar. Ia tidak diketahui secara pasti tempat dimana tempat kelahirannya kemudian tahun kelahirannya juga banyak pendapat yang berbeda-beda jadi kapan kewafatannya pun tidak diketahui secara pasti diantara tahun 19-32.
Kemudian ia adalah seorang penulis yang masyhur sebelum dia masuk islam. Oleh karena itu, setelah hijrah kemadinah oleh nabi Muhammad diangkat sebagai penulis wahyu yang turun saat itu. Jadi mushaf dia lebih terpopuler lebih dahulu dari pada mushaf Utsmani karena ia adalah karena ialah yang awwal ditunjuk Oleh nabi sebagai penulis wahyu setelah nabi Muhammad hijrah.
Banyak para sahabat juga yang belajar pada dia. Ada yang berpendapat bahwa ciri dari Ubay bin Ka’ab ialah orangnya tidak terlalu pendek dan tinggi. Tetapi selanjutnya ada yang berpendapat bahwa mushaf Ubay bon Ka’ab telah dibakar saat pada masa standarisasi mushaf Utsmani dan dikatakan pula pada saat itu Ubay bin Ka’ab pun telah wafat.
Bila dilihat dari segi perbedaan mushaf Utsmani mushaf Jumlah suratnya lebih banyak karena disitu ada dua surat yang tidak ada pada mushaf utsmani dan surat tersebut di awali oleh do’a qunut yang sesuai dengan kedua surat tersebut karena dia do’a tersebut adalah do’a yang juga diwahyukan. Perbedaan tersebut masih banyak lagi yang juga diperselisihkan diantara jumlah surat pada mushaf Ubay bin Ka’ab.   



DAFTAR PUSTAKA
Amin Ghofur, Saiful. Profil para mufasir Al-Qur’an. Yogyakarta: Insan Madani, 2007
Moqsith Ghozali, Abdul dkk. Metodology study Al-Qur’an. Jakarta: PT Gramedia, 2009
Sidiqun, Ali. Antropologi Al-Qur’an. Yogyakarta: penerbit-Ruuz, 2008.
Al-Thabari. Tafsir Jami’ Bayan al-‘Ilmi. Kairo: Mustafa al-Babi wa al-Halabi Juz XXVII, 1975 
Jalaluddin As-suyuti, Abdurrahman bin Abu bakar. Al-Itqan Fi Ulumil Qur’an. Al-Hayatu Al-Misriya Al-Ammatu Lilkitabi.1974 M, 1394 H
Sulaiaman, Abdurrahman bin Al-mazini. Al- Mashahif Al-Makhtuthah fi Al-Quran Al-Hadi Asyr Al-Hijry. Madinah Al-Munawwarah: Al-Mashahif Al-syarif. tth
]


[1] Al-itqaan fi ulumil qur’an. Abdurrahman bin Abu bakarJalaluddin Assuyuti 1974 M



4 komentar:

  1. sangat membantu kak :-), sesuai dengan persentasi ku....
    izin buat referensi

    terimakasih

    BalasHapus
  2. Setelah ada standarisasi kok masi ada mushaf ini?
    Bagi awam jadi meragukan,dan tak perlu dipuplikasikan🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. history kodifikasi al qura'an itu panjang belum lagi history qira'aahnya... sebagai muslim kita harus memahami hal itu meski nggak semua minimal
      pendapat yg shahih

      Hapus