MUSHAF UBAY BIN
KA’AB
Makalah:
Disusun untuk
memenuhi tugas matakuliah
Dirasah Mushaf
Al-Qur’an
Oleh:
MUHAMAD ILYAS
NIM:E03214011
Dosen Pengampu:
DR. Hj. Iffah, M.Ag
PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN
FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 2
B.
Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 2
C.
Tujuan. . .. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . 3
B. Karakteristik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 3
C. Perbedaan
dengan Mushaf Utsmani. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .4
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 6
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada
kami yang telah memberi rahmat dan taufiq-Nya. Al-hamdulilah kami telah membuat
makalah yang berjudul Mushaf Ubay bin ka’ab, dengan adanya makalah ini
semoga bermanfaat bagi pembaca dan tak lebih lagi bagi penulis.
Shalawat serta salam yang tak lupa telah kita limpahkan kepada nabi
Muhammad Saw, karena beliaulah kita bisa dapat petunjuk menuju jalan kebenaran
dan keselamatan didunia ini yakni dengan mengamalkan ajaran addinul islam.
Dengan inilah semoga kita dapat ‘ina>yah dan syafa>’at
kelak pada hari akhir.
Dengan selesainya pembuatan makalah ini kami sebagai penulis merasa
banyak kekurangan dan kesalah karena kami masih dalam tahap pembalajaran, oleh
karena itu sebagai pembimbing dan penguji mohon di maklumi.
Surabaya, 23
Maret 2015
i
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ubay bin ka’ab adalah seorang katib yang mahir sejak ia belum masuk
islam. Kemudian disaat nabi Muhammad Saw menjalani hijrah ke madina sesampai
disana orang yang pertama kali ditunjuk sebagai katib ialah Ubay bin Ka’ab
karena ia sebelumnya sudah masyhur dan mahir dalam masalah korespondensi.
Sesaat kemudian setiap ada wahyu yang turun kepada nabi maka dialah Ubay bin
ka’ab sebagai penulisnya. Pada saat itu ia lah yang dianggap penulis wahyu
pertama setelah hijrah dan ia juga adalah mufasir dan hafidz sejak masa itu.
Maka oleh karena itu juga ada yang beranggap ia lah seorang yang berpatisipasi
menyebarkan Al-Qur’an pertama kali.
B.
Rumusan Masalah
1.
Biografi ubay bin ka’ab
2.
Karekteristik
3.
Perbedaan dengan mushaf utsmani
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui biografinya
2.
Untuk mengetahui karekteristiknya
3.
Agar bia mebedakan dengan mushaf yang sekarang ini (Ustmani)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Ubay bin ka’ab dilahirkan dimadinah. Nama lengkap dia ialah Ubay
bin Ka’ab bin Qois bin Ubaid. Nama kunyahnya ialah Abu at-Thufail atau Abu
Mundzir al-Ashari. Ia berasal dari kabilah bani Amru bin Malik bin an-Najjar,
suku Kharaj tetapi ia tidak ditemukan keberadaan kapan ia lahirnya. Namun
sejarah mencatat dia bahwa telah mengikrarkan islam setelah nabi Muhammad saw
hijrah kemadina, ini berarti yakni kaum muslimin sahabat dari golongan Anshar
yaitu kaum muslimin dari madinah yang seiman dari makkah yang disebut kelompok
Muhajirin. Beberapa perang badar, perang uhud juga ia pernah mengikuti
dengan laksana gagah perkasa.
Minim pada masa tahun-tahun kematiannya tidak bisa dipastikan
karena banyak versi pendapat yang berbeda diantaranya 19, 20, 22, 30 bahkan ada
yang 32. Sebab penggeseran ke belakang ini membuat partisipasi Ubay bin
Ka’ab dalam proses pengumpulan mushaf pada masa Khalifah Usman menjadi
memungkinkan. Padahal sejumlah riwayat menuturkan bahwa pada saat proses
penyusunan mushaf standar Usmani, Ubay bin Ka’ab telah wafat.
B.
Karakteristik
Ubay bin ka’ab termasuk sahabat nabi dari golongan Anshar yang
pandai dalam tulis menulis. Memang ia
sebenarnya sebelum masuk islam sudah terakui oleh kaum penduduk madinah dengan
kepandaiannya dalam hal tulis menulis. Oleh sebab itu nabi Muhammad kemudian
mengangkat dia sebagai sekretarisnya telah tiba di Madina. Tugas dia tidak juga
sebagai korespondensi dan termasuk menulis perjanjian madinah tak hanya ini
juga ia sebagai penulis wahyu-wahyu yang diterima oleh nabi.
Dengan demikian Ubay bin ka’ab bisa memahami Al-Quran dengan cukup
mendalam. Oleh sebab itu lah nabi Muhammad merekomondasikan ubay bin ka’ab
diantara empat sahabat yang dirinya umat islam yang mempelajari al-Qur’an. Pengumpulan
mushaf tersebut tidak diketahui secara jelas tetapi mushaf ini sudah populer
sebelum munculnya standar-standar utsmani.
Ada sebuah kisah yang menuturkan dari Abi Dawud dalam kitab Al
Masahif ketika itu orang syiria datang ke Madinah kepada Ubay bin ka’ab untuk
membenarkan bacaan juga kepada Zaid bin Tsabit, sekalipun pada masa itu
Khalifah Umar juga tidak banta kebenarannya.
Sahabat ubay adalah berbadan yang tidak tinggi dan tidak pendek
pula, rambut dan jenggotnya berwarna putih dan oleh sayyidina Umar dinamai
sebagai tokoh kaum Muslimin. Di antara para sahabat yang juga belajar al-Qur’an darinya adalah
Abdullah bin mas’ud, Anas bin Malik, Ibnu Abbas, serta kedua anaknya; Muhammad
dan at-Thufail. Dan di antara tabi’in yang belajar ilmu al-Qur’an darinya
adalah; Suwaid bin Ghafalah, Zir bin Hubais, Abu al-Aliyahar-Rayyahi, AbuUtsman
an-Nahdi, Sulaiman bin Surad, Sahl bin Sa’ad, Abu Idris al-Haulani, Abdullah
bin al-Harits bin Naufal, Abdurrahman bin Abza, Abdurrahman bin Abu Laila,
Ubaid bin Umair, Utai as-Sa’di, Ibnu al-Hautakiyah, dan Said bin al-Musayyib.
Meskipun mushaf Ubay bin Ka’ab dikabarkan turut dimusnahkan ketika
dilakukan standardisasi teks Al-Qur’an pada masa Khalifah Usman,
sejarah telah mencatat Ubay bin Ka’ab sebagai salah seorang mufasir Al-Qur’an
yang aktif berpartisipasi menyebarkan Al-Qur’an kepada umat Islam generasi
pertama.
C.
Perbedaan dengan mushaf utsmani
Ada beberapa perbedaan dari segi jumlah surat. Surat al-Fil dan
al-Quraisy ini dijadikan satu surat jadi jumlahnya ialah menjadi 116 tapi yang
benar ialah 115 surat karena dua surat tersebut dijadikan satu surat[1]. Tetapi
al-Nadim tidak menuliskan 14 jadi menjadi 102 surat. al-Fihrist berpendapat daftar
tartib surat dalam al-Itqan juga tidak lengkap. Ada 8 surat yang tidak
tercantum dalam al-Itqan; yaitu al-Muddatssir, al-Furqan, al-Sajdah, Fathir,
al-Qalam, al-Insan, al-Buruj, dan al-Masad.
Jadi susunan suratnya berbeda dengan mushaf utsmani dan juga pada
jumlah surat pada mushaf Ubay bin Ka’ab lebih banyak karena bertambahan surat
al-Khal’u dan al-Hafdu keduanya ini memuat do’a qunut karena kata dia termasuk
do’a yang juga diwahyukan. Surat al-Khal’ ini berjumlah 3 ayat dan surat
Al-Hifd ini berjumlah 6 ayat.
Do’a Khal’u
اللهم
انا نستعين بك ونستغفرك و نثني عليك الخير ولا نكفرك ونخلع
Do’a Hafdu
بسم
االله الرحمن الرحيم اللهم اياك نعبد ولك نصلي ونسجد واليك نسعى ونخفض
Pada surat al-Fil dan al-Quraisy di jadikan satu dan tidak dimulai
dengan basmalah dan juga pada surat az-Zumar diawali dengan “Hamim” jadi
dalam surat terdapat 8 surat yang diawali dengan “Hamim”.
Selain itu ada susunan kerangka susunan konsonan teks yang
pendahuluan dan pengakhiran, pembolak balik susunan ayat dan penambahan
pengurangan ayat atau kata juga banyak dijumpai pada mushaf Ubay bin Ka’ab.
Bahka ditemukan ayat alternatif dan ekstra dalam mushaf Ubay bin Ka’ab. Jeffery
berupaya mengumpulkan varie lectiones (ragam bacaan) membutuhkan sekitar 64
halaman untuk menyajikan yang bebeda dari lectio vulgata (bacaan resmi) mushaf
Utsmani. Contohnya, huruf alif dan nun bisa dibaca inna, anna, ataupun an,
ataupun an. Mim dan nun dibaca man atau min, kalimat shummun bukmun ‘umyun
dibaca shumman bukman ‘umyan, wa la al-dlalin dibaca dibaca ghayri al-dlalin,
walahul al-hamdu fil akhiroti disisipi kata al-dunya, sehingga dibaca wa lahu
al-hamdu fi ad-dunya wa al-akhirati, libasa al-ju’i wa al-khawfi dibalik
menjadi libasa al-khawfi wa al-ju’i.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ubay bin Ka’ab mulai memeluk islam sesudah nabi Muhammad Saw hijrah
ke Madinah. Berarti ia adalah termasuk golongan Muhajirin. Nama asalnya
ialah Ubay bin ka’ab bin Qais bin Ubaid. Ia berasal dari bani Amru bin Malik
bin an-Najjar. Ia tidak diketahui secara pasti tempat dimana tempat
kelahirannya kemudian tahun kelahirannya juga banyak pendapat yang berbeda-beda
jadi kapan kewafatannya pun tidak diketahui secara pasti diantara tahun 19-32.
Kemudian ia adalah seorang penulis yang masyhur sebelum dia masuk
islam. Oleh karena itu, setelah hijrah kemadinah oleh nabi Muhammad diangkat
sebagai penulis wahyu yang turun saat itu. Jadi mushaf dia lebih terpopuler
lebih dahulu dari pada mushaf Utsmani karena ia adalah karena ialah yang awwal
ditunjuk Oleh nabi sebagai penulis wahyu setelah nabi Muhammad hijrah.
Banyak para sahabat juga yang belajar pada dia. Ada yang
berpendapat bahwa ciri dari Ubay bin Ka’ab ialah orangnya tidak terlalu pendek
dan tinggi. Tetapi selanjutnya ada yang berpendapat bahwa mushaf Ubay bon Ka’ab
telah dibakar saat pada masa standarisasi mushaf Utsmani dan dikatakan pula
pada saat itu Ubay bin Ka’ab pun telah wafat.
Bila dilihat dari segi perbedaan mushaf Utsmani mushaf Jumlah
suratnya lebih banyak karena disitu ada dua surat yang tidak ada pada mushaf
utsmani dan surat tersebut di awali oleh do’a qunut yang sesuai dengan kedua
surat tersebut karena dia do’a tersebut adalah do’a yang juga diwahyukan.
Perbedaan tersebut masih banyak lagi yang juga diperselisihkan diantara jumlah
surat pada mushaf Ubay bin Ka’ab.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Ghofur, Saiful. Profil para mufasir Al-Qur’an.
Yogyakarta: Insan Madani, 2007
Moqsith Ghozali, Abdul dkk. Metodology study Al-Qur’an.
Jakarta: PT Gramedia, 2009
Sidiqun, Ali. Antropologi
Al-Qur’an. Yogyakarta: penerbit-Ruuz, 2008.
Al-Thabari. Tafsir Jami’ Bayan al-‘Ilmi. Kairo: Mustafa
al-Babi wa al-Halabi Juz XXVII, 1975
Jalaluddin As-suyuti, Abdurrahman bin Abu bakar. Al-Itqan Fi Ulumil
Qur’an. Al-Hayatu Al-Misriya Al-Ammatu Lilkitabi.1974 M, 1394 H
Sulaiaman, Abdurrahman bin Al-mazini. Al- Mashahif Al-Makhtuthah fi
Al-Quran Al-Hadi Asyr Al-Hijry. Madinah Al-Munawwarah: Al-Mashahif Al-syarif.
tth
]
sangat membantu kak :-), sesuai dengan persentasi ku....
BalasHapusizin buat referensi
terimakasih
Ya sama"
HapusSetelah ada standarisasi kok masi ada mushaf ini?
BalasHapusBagi awam jadi meragukan,dan tak perlu dipuplikasikan🙏
history kodifikasi al qura'an itu panjang belum lagi history qira'aahnya... sebagai muslim kita harus memahami hal itu meski nggak semua minimal
Hapuspendapat yg shahih